DZIKIR, PENGERTIAN DAN PERANNYA - "Dzikir" atau
disebut ingat terhadap hal-hal yang bersifat materi dan
duniawi hanya akan menyelamatkan, meningkatkan harkat, dan terpeliharanya rasa
malu, sepanjang ma nusia di dunia, sedangkan dzikir kepada Allah akan mempe
roleh manfaatnya dari dunia sampai akhirat, bahkan sesungguhnya manfaat akhirat
itulah yang harus menjadi tujuan, karena semua manusia akan kembali ke sana dan
di sana selama-lamanya.
Di dalam QS. 2 (al- Baqarah ) :
152, Allah memerin tahkan dzikir dengan janji Dia akan mengingat pelakunya, dan
memerintahkan syukur ni’mat kepada-Nya sekaligus melarang kebalikannya yakni
kufur ni’mat dengan ancaman siksa pedih akan ditimpakan kepadanya ( QS.14
( Ibrahim ) : 7 ), dapat difahami bahwa :
a. Dzikir adalah salah satu
manifestasi syukur ni’mat, dengan arti lain yang tidak berdzikir berarti kufur
ni’mat
b. Dzikir kepada Allah,
menghasilkan Allah ingat kepada hamba-Nya, dengan arti lain yang tidak
berdzikir mem biarkan dirinya tidak diperdulikan Allah., dan akhirnya orang itu
sendiri akan lupa kepada dirinya sendiri ( QS 59 ( al- Hasyr ):19 )
c. Syukur ni’mat
menghasilkan tambahan ni’mat melebihi yang telah dijatahkannya, dengan arti
lain yang tidak mensyukuri berarti enggan menerima tambahan ni’mat Allah.
d. Lupa kepada Allah akan
dilupakan, kufur ni’mat akan mengakibakan ‘adzab Allah yang pedih, dengan
arti lain yang tidak berdzikir dan tidak bersyukur sama halnya dengan
menanti adzab Allah menimpanya.
Tak seorang pun di antara kita
yang mau dilupa kan Allah, ni’matnya dibatasi jatah, apalagi menantang
‘adzab-Nya, maka hamba yang bijak, adalah hamba yang ba nyak berdzikir,
sebahagian dari perwujudan rasa syukur ni’mat kepada Allah , dan
sekaligus menghindarkan azdab –Nya.
“ Dzikir “ adalah ingatnya hamba kepada
Allah, maka dalam dzikir Allah menjadi objek dari ingatan hamba, sementara
apabila hamba menjadikan dirinya sebagai objek dari kesadarannya, disebut “
I’tiraf “, buah dari kesadaran diri dan ingatnya hamba
kepada Allah lahirlah “ Do’a “ , yakni permohonan hamba
kepada Allah, dengan demikian do’a objeknya adalah hubungan hamba dengan
Allah. Ke tiga aktifitas di atas penulis rangkai dalam suatu aktifitas
ruhani yang integrative, selamat mengikuti.
Amal Agama
Agama dalam bentuk ajaran, pengamalannya
meliputi seluruh aktifitas manusia penganutnya, berawal dari bentuk keyakinan (
iman ) yang hanya ada dalam hati masing-masing, lalu lahir dalam bentuk
perbuatan fisik dan ungkapan atau pernyataan lisan yang dapat dilihat dan
didengar orang lain, meningkat lagi dalam bentuk pengertian dan pemahaman dalam
akal fikiran atau rasio, kemudian ditingkatkan lagi dalam bentuk pengendalian
diri atau nafsu, dan terakhir penghayatan dan perasaan kalbu.
Dari kelima komponen di atas,
agaknya aktifitas fisik dan li san lebih dominan sehingga pengamalan ibadah pun
sampai- sampai cenderung terjebak kepada kegiatan yang bersifat
ritual-seremonial, dilakukan dan diung- kapkan tapi tanpa pengertian akal ,
apalagi penghayatan hati, akibatnya, dampak positif dari aktifitas amal agama
dalam bentuk kepribadian nyaris tidak ada wujudnya.
Seseorang bisa tampak sebagai
pengamal agama yang rajin tapi pada saat yang sama pula dia sebagai pelanggar
agama yang banyak. Shalatnya rajin, zakat-infaq-shadakahnya pun banyak, puasa
ramadhan tidak pernah tinggal, tapi selingkuh dijalaninya dengan rasa
aman, sampai hati mengambil hak saudaranya, berbo- hong, menghina,
menyakiti orang lain, dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya.
Ketika ada kotoran benda dalam
badan, atau bau busuk di tubuh, segera dibersihkan dengan bersuci dan mandi,
tapi ketika jiwa berlumur dosa, tidak merasa risih dan tidak segera bersuci
jiwa dengan bertaubat. Ketika menderita kesulitan materi, atau kecelakaan
badan, merintih, menangis berurai air mata, padahal seberat apa pun derita
dunia, ada seribu jalan untuk mengatasinya, tetapi ketika terlanjur berbuat
dosa yang diancam siksa dunia-akhirat, dan derita akhirat, tak ada pelindung
dan penolong, tidak menyesal apalagi sampai berurai air mata mohon pengampunan.
Kita tidak tahu, ketika itu dimana lagi letak pentingnya kesucian jiwa.
Target shalat menurut al-Quran
adalah :
a. Untuk dzikir (
mengingat Allah ) QS. 20( Thaha) : 14, tapi Kenyataannya, justru dalam shalat
malahan lupa kepada Allah, karena ingatannya melayang layang kepada selain
Allah, padahal sebelum shalat tidak mengingatnya. Inilah wajah ibadah yang
hanya fisik dan lisan, tidak menyentuh akal, nafsu apalagi kalbu.
b. Untuk
menghindarkan perbuatan keji dan munkar (QS.29: ( al- Ankabut ) 45).Di dalam
shalat ada do’a mohon bimbingan di jalan yang lurus, tapi mengapa di luar
shalat pelakunya masih menjalani jalan yang sesat. Di dalam shalat ada
do’a mohon keselamatan bagi semua, tapi mengapa di luar shalat masih meng-
aniaya diri sendiri dan saudaranya dengan berbuat dosa? Inilah sebagian bukti
bahwa amal agama masih sebatas gerakan dan ungkapan.
ZIS ( zakat, infaq dan shadakah ),
adalah sebagai pembersih harta, dan pensuci jiwa ( QS.9( Al-Taubah): 103 ), di
dunia diganti, di akhirat pahalanya dilipat gan- dakan, dibebaskan dari rasa
takut dan rasa sedih ( QS. 34 ( Saba ): 39 ,QS. 2( Al-Baqarah ): 261, 262 ),
harta yang didermakan adalah bekal dan merupakan belanja akhirat ( QS.63
(al-Munafiqun ): 9-11 ), tetapi kenyataannya, belanja akhirat; semangatnya,
jumlah nya, mutunya, jauuuuh lebih rendah dari pada belanja dunia, sementara di
relung hati yang paling dalam ada keyakinan bahwa dunia akan ditinggalkan,
sedangkan akhirat adalah yang dituju, dan di sana selama-lamanya.
Membangun rumah dunia yang ditempati
sebatas hidup di dunia ini saja, diupayakan semegah, seindah, dan senyaman
mungkin, dibangun sendiri, dengan dana sendiri, ditempati sendiri, ketika mati
pasti dtinggalkan, bahkan boleh jadi ditempati oleh orang yang dibenci,
membangun Masjid, Sekolah, Rumah sakit, Pesantren, dan kepentingan sosial untuk
akhirat, dan pasti akan ditempati di sana selama-lamanya, kalau pun ada sekedar
ikut-ikutan. Kita tidak mengerti, sesungguhnya benarkah iman kita itu ?
Ini hanya sebahagian dari bukti
betapa kita telah melakukan salah urus terhadap jasmani dan ruhani kita,
timpang dan jauh dari seimbang, padahal semua orang yang beriman yakin bahwa
akhirat itu lebih baik dari pada Dunia ( QS. 93 ( al- Dhuha ):4 ), kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal dari pada dunia ( QS 87 ( al- A’la ):17
), pengadilan Allah sangat adil, tidak ada rekayasa apalagi kolusi, ( QS 95(
al-Tiin ) :8 ). Jika kita setuju sekarang bagaimana meningkatkan kepekaan dan
ketajaman kalbu melalui dzikir, I’tiraf dan do’a. Kita semua yakin akan
kebenaran informasi al-Quran di atas, tetapi ketika muncul di tataran amal
agama, ayat di atas hanya tinggal dalam bentuk bacaan, atau , kalaupun
diyakini, tidak menjelma dalam sikap dan amal nyata.
Di mana letak salah urusnya itu ?
Agaknya, di sini kurangnya agama dalam pengertian, lalu berlanjut kepada
kurangnya pengendalian nafsu, dan berujung dengan kurangnya penghayatan kalbu
melalui Dzikir, I’tiraf (pengakuan) dan Do’a (permohonan).
Apa &
Mengapa Dzikir
Dzikir secara harfiah adalah
ingat, ingat kebalikannya adalah lupa, lupa artinya “ hilangnya ingatan
dari sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya “ . Sebelum nya manusia ( ketika
di alam arwah telah mengetahui dan bersaksi bahwa Tuhan itu adalah Allah ( QS
7( al- A’raf ) : 172 ), lalu tatkala manusia hadir ke dunia sesudah
bergabungnya roh dengan jasad, maka manusia lupa terhadap pengetahuan dan
persaksian dengan Allah itu, maka di dalam al-Quran manusia disebut “
al-Insan “ yang secara harfiah artinya lupa. Kepada yang
lupa diturunkan peringatan, sehingga al-Quran yang berfungsi mengingatkan
manusia disebut “ al-Dzikru “ yang artinya peringatan ( QS 15
( al- Hijr ) : 9 )
Jika lupa
artinya hilangnya kesadaran tentang sesu- atu yang sudah diketahui sebelumnya ,
maka ingat ( dzi-kir ) berarti hadirnya kembali kesadaran dan pengeta- huan
itu, hadirnya kesadaran bahwa Tuhan itu hanyalah Allah, atau dengan kata lain “
Tidak ada Tuhan kecuali Allah “
" لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ
"
Kalimat inilah yang disabdakan
oleh Rasul SAW “Afdha ludzdzikr “ ( dzikir yang paling
utama, dan di dalam al-Quran disebut “kalimah thayyibah “ yang
diumpamakan Allah laksana pohon yang akar-akarnya menghujam ke perut bumi
sedangkan cabang, ranting dan dedaunannya rindang menjulang angkasa,
buah-buahnya setiap saat menyantuni orang-orang yang ber- naung di bawahnya. (
QS.14 (Ibrahim ) : 24-25 )
Orang yang berdzikir adalah orang
yang kokoh jalinan hubungannya dengan Allah ( al-Qawl al-stabit ) dan Allah pun
akan mengokohkan dia sejak di dunia sampai ke akhirat ( QS.14( Ibrahim ): 27
) lalu mewujud- kan kesejahteraan kepada sesama makhluk-Nya,
jadi orang yang berdzikir adalah ‘asyik-ma’syuk mengingat dan menyebut Allah,
lalu kesejahteraan sesama menjadi cita-cita dan obsesi hidupnya.
Susunan Materi
Dzikir
Dzikir dapat dimulai dengan
membaca ayat al-Qur’an pilihan sesuai dengan tema-tema yang dihajatkan berupa
pengakuan ikhlas hamba di hadapan Rabbnya. Hal ini dimaksudkan agar hamba
sudah mengembalikan fungsi asal lisan dan kalbu untuk berbicara dengan
Allah, sebagaimana disabdakan Nabi SAW “ Barang siapa yang hendak
berbicara dengan Allah, maka hendaklah dia membaca al-Quran “. Di samping
itu memang al-Quran adalah kalam Allah yang paling tinggi nilai dan
kedudukannya, sehingga sebelum ber -kata-kata dengan perkataan lain,
Al-Quranlah yang lebih diutamakan. Salah satu dari kejanggalan hidup manusia,
adalah banyak berkata-kata dengan sesama manusia, sementara sangat sedikit , bahkan
banyak yang belum bisa berkata-kata dengan yang memberi kemampuan bisa
berkata-kata, yaitu Allah.
Sesudah membaca ayat-ayat al-Quran
pilihan maka di lanjutkan dengan menyampaikan puji-pujian, sebagai awal dari
pengakuan diri sebagai hamba yang serba hina, serba kekurangan dan serba
terbatas, memuji Allah yang Maha Sempurna, sekaligus dalam rangka menanggalkan
rasa sombong dan angkuh, yang menu- tup cahaya Allah ke dalam kalbu.
Setelah dirasa cukup sampai
menghantarkan kepa- da kesadaran di atas, maka akhirnya hamba mengakhiri
dzikirnya dengan do’a yang berisi pengakuan dan per- nyataan diri, menyampaikan
harapan dan keinginannya kepada Allah, inilah yang disebut munajat.
Adab atau
Tata-Cara berdzikir
Karena berdzikir itu mengingat
Allah, yang Maha Gayb, maka dzikir itu pada hakikatnya adalah aktifitas ruhani,
sehingga baru akan mendapat puncaknya jika yang berdzikir sebelumnya dapat
mengosongkan ruhani dari ingatan atau keterkaitan terhadap materi duniawi, atau
paling tidak melupakannya untuk sementara waktu. Dan berikut ini beberapa upaya
yang patut ditem puh oleh orang yang hendak berdzikir :
a. Bersuci, baik
dari kotoran bendawi yang bersifat estetika, dengan nazhafah, atau kotoran
bendawi yang bersifat agama yang disebut najis.
b. Thaharah, yakni
bersuci dari hadast, baik hadats kecil dengan wudhu maupun hadats besar dengan
mandi.
c. Mengenakan
busana serba putih sebagai simbul kesu cian jiwa dan kebeningan hati
d. Mengenakan wangi-wangian
yang sedap dan lem- but, di maksudkan untuk menghindarkan bau busuk yang akan
mengganggu kekhusyu’an.
e. Memutuskan
hubungan dengan manusia atau alam materi, dan menggantinya dengan hubungan
khusus dengan Allah, sehingga telephone genggam dan seje- nisnya harus
dimatikan.
f. Duduk
bersimpuh, sebagai ekpressi rendah hati sekaligus rendah diri di hadapan Allah.
g. Memejamkan mata,
sebagai salah satu upaya menu- tup hubungan dengan alam nyata, membuka hati
untuk hubungan dengan yang Maha Ghayb, sekali- gus menghadirkan-Nya dalam penghayatan
Dia “Maha Pengampun-Maha Penyayang”,
dan “ Dia Maha Dahsyat siksa-Nya “ ( QS. 15 ( al-Hijr ).49-50 )
h. Mensyukuri
ni’mat Allah yang tak pernah henti dicurah kan kepada hamba-Nya, terlebih
menghayati betapa besar pilihan Allah kepadanya, menjadi orang beriman, lalu
dapat beribadah, dan pada saat itu diberi kesempatan berdzikir, padahal sedikit
sekali orang yang dapat memperolehnya. Dari sini harus melahirkan kesadaran “
betapa Allah Maha baik”, dan betapa diri merasa berhutang budi kepada-Nya.
i. Dari
kesadaran di atas berlanjut dengan betapa diri telah banyak menyalah-gunakan
ni’mat untuk ber- buat dosa, padahal perbuatan dosa itu berarti meng- aniaya
diri, lalu menyesali dan mengaku salah, kemu dian mengharapkan ampunan ( taubat
)
j. Berjanji
dan bertekad dalam hati untuk menapaki hidup yang masih diamanatkan Allah untuk
memper baiki diri, serta tidak mengulangi dosa.
k. Menyadari
betapa pedihnya siksa Allah, jika dosa tidak diampuni-Nya, disebut “khawf
“, tetapi pada saat yang sama meyakini bahwa sebesar apa pun dosa hamba,
jauh masih lebih besar ampunan dan rahmat Allah, sedangkan Allah itu Ghafuur
al- rahiim ( Maha Pengampun dan Maha Penyayang ), inilah yang disebut “
rajak “
Bentuk dan
Sifat Dzikir
Berdzikir ada yang hanya dalam
hati saja meng- ingat Allah, memuji Allah, memahasucikan, mengagung kan, serta
memohon ampun kepada-Nya, inilah yang disebut “dzikir khafi “,
tetapi ada pula yang diungkap- kan dengan lisan, seperti membaca
isti’adzah, basmalah, hamdalah, tasbih, tahlil, takbir, istighfar, hauqalah,
dan istirja’, dan kalimat lainnya yang berkaitan dengan Allah. Dzikir ini
disebut “dzikir jahri”, bahkan ada juga dzikir dalam bentuk
perbuatan fisik , yang disebut “dzikir jaly “.
Dzikir jahri dan dzikir jaly, baru
dapat dikatego- rikan dzikir, jika ungkapan dan perbuatan itu disertai
kesadaran Ilahi, yakni bersamaan dengan lisan meng- ucapkan kalimat-kalimat
tersebut di atas, hatinya menya dari dan menghayati makna kandungannya.
Demikian pula perbuatan fisik disadari semata mencari ridha Allah atau
menghindarkan murka-Nya.
Tertib Urutan Dzikir
1. Membaca ayat-ayat al- Quran.
a. Surat Al-Fatihah sambil menghayati
kandungan mak- nanya
اَعُوْذُ بِا للهِ مِنَ الشَّيْطاَنِ الرَّجِيْمِ
Aku hamba merasa sangat lemah di
hadapan Tuhannya, berlin dung kepada Allah Yang maha Kuasa, dari segala
kejahatan syaithan yang dikutuk, karena syaithan sumber segala kejahatan dan
keburukan, hanya hamba yang mendapat per lindungan Allah lah yang selamat dari
kejahatan syaithan itu.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pengasih rahmat-Nya bagi semua makhluk-Nya selama di Dunia , Maha
Penyayang, rahmat-Nya tak kepalang sayang dan tak terbilang bagi hamba-Nya yang
beriman di akhirat.
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعلَمِيْنَ
Allah, pemilik segala sifat
kesempurnaan, karena itu hanya Dialah yang berhak atas pujian, Dia yang
mengurus, mengatur, memelihara dan mendidik seluruh alam, manusia adalah
makhluk yang kecil di dalam alam urusan Allah itu, hina dan lemah , tapi sering
tak mau diatur bahkan gila pujian. “ Segala puji bagi Allah Rabb seluruh
alam “, mengembalikan pujian kepada yang berhak memperolehnya, dan menyadari diri
diatur
dan diurus oleh Allah .
اَلرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dalam merealisasikan pengurusan
Allah terhadap alam-Nya, Dia tebarkan rahmat-Nya bagi seluruh makhluk-Nya
di Dunia, tanpa dipilih dan dipilah, yang baik dan yang jahat semuanya di kasih
rahmat, Dialah Allah yang Maha Pengasih, dan Dia akan menyempurnakan
rahmat-Nya yang baru sedikit di dunia itu , dengan rahmat-Nya yang jauh
lebih banyak hanya bagi hamba-Nya yang beriman di akhirat, Dialah Allah yang
Maha Penyayang.
مَلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
Semua kekuasaan dan kemampuan yang
telah dititipkan kepada manusia selama di dunia, adalah milik Allah yang
diberikan-Nya di dunia, pada hari pembalasan ( akhirat ) seluruhnya digenggam
kembali oleh Allah, sebagai pemilik hakiki, Dia pula satu-satunya Penguasa
tunggal di sana, tatkala penguasa-penguasa dunia semua sudah musnah , sejak
hari Qiyamah .
اِيّاَكَ نَعْبُدُ وَاِيّاَكَ نَسْتَعِيْنُ
Karena semuanya itu, maka hanya
kepada-Mu, yaa Allah ! kami menghamba, dan hanya kepada-Mu pula , yaa Allah !
kami memohon pertolongan
اِهْدِناَ الصِّراَطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Tunjuki dan bimbing kami pada
jalan hidup yang lurus dan benar, hanya petunjuk yang benar yang dapat
menghantarkan memperoleh keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di
akhirat
صِراَطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّآلِّيْنَ
Yaitu jalan hidup orang-orang yang
telah Engkau beri ni’mat atas mereka seperti para Nabi,
Orang-orang yang benar dan jujur, orang-orang yang menyaksikan bukti-bukti
kebenaran, serta mereka yang dapat menunaikan hak-hak-Allah dan hak-hak sesama
makhluk, bukan jalan hidup orang-orang yang dimurkai, karena mengingkari
kebenaran, lalu melanggarnya. dan bukan pula jalan hidup mereka yang sesat,
karena meyakini dan melaksanakan kebenaran yang salah.
آمِيْنْ
Aamiin
Perkenankanlah permohonan hamba-Mu
ini, Yaa Allah !!!
b.Surat al-Baqarah / 2 : 1-5
الم (1) ذَلِكَ الْكِـتبُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلوَ ةَ وَمِمَّا رَزَقْـنهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنـــْزِلَ إِلَيــْكَ وَمَا أُنـــْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالآخِــرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُوْلئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُوْلئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)
Alif laam miim (1) Kitab
(al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa (2) yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugrahkan kepada mereka (3)
Dan yang beriman kepada Kitab (al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat (4) Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan
mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung.
c. Surat 2 (al-Baqarah ) : 255-257 (Ayat
Kursi dan 2 ayat sesudahnya)
اَلله لاَإِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ ماَفِيْ
السَّموتِ وَماَ فِيْ اْلاَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّبِإِذْنِهِ يَعْلَمُ ماَبَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَماَ خَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍمِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِماَشآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمواتِ وَاْلاَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُماَ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ )255) لآإِكْرَاهَ فِيْ الدِّيْنِ قَدْتَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْبِالطّــغُوْتِ وَيُؤْمِنْ باِللهِ فَقَدِاسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثــْقَى لاَ انْفِصَامَ لَهاَ وَالله ُسَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (256
) اَلله وَلِيُّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمتِ إِلىَ النُّوْرِ، وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْآأَوْلِيَآؤُهُمُ الطّـغُوْتُ يُخْرِجُوْنَهُمْ مِنَ النُّوْرِ إِلىَ الظُّلُمـتِ، أُوْلـئِكَ أَصْحبُ النَّارِهُمْ فِيْهاَ خـلِدُوْنَ (257)
Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah)
melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluq-Nya); tidak
mengan- tuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan apa yang di
bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dike- hendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya. Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar (255) Tidak ada paksaan untuk
memasuki agama (Islam) ; sesungguhnya telah jelas yang benar dari pada jalan
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Menge- tahui. (256
) Allah pelindung orang-orang yang beriman ; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya
kepada kegelapan ( kekafiran ). Mereka itu adalah peng- huni neraka ; mereka
kekal di dalamnya (257)
d. Surat 2 (al-Baqarah) : 284 - 286
للهِ مّافِى السَّموَاتِ وَماَ فِيْ اْلاَرْضِ وَاِنْ تُبْدُوْا ماَفِى أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ، فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَآءُ وَاللهُ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (284) آمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَّبِهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلـئِكَتِهِ وَكـُتـُبـِهِ وَرُسُلِهِ، لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ (285) لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ، رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنـــَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، رَبَّنَا وَلاَ تَحْمَلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا، رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا، أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكـفِرِيْنَ (286)
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan
yang ada di bumi. Dan jika kamu menampak kan apa yang ada di dalam hatimu
atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu
tentang perbuatanmu itu. Maka Allah megampuni siapa yang dikehen- daki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya ; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
(284) Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya
(bahwa itu) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman,
masing-masing mereka beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan) : “ Kami tidak membeda
-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan
mereka mengatakan : “ Kami dengar dan kami taat”. (mereka berdo’a): “ Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali (285) Allah tidak
mem- bebani (kewajiban agama ) kepada seseorang melain kan sesuai dengan
kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakan nya. “ Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau timpakan kepada kami beban berat sebagaimana
Engkau timpakan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
jangan lah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, rahmatilah kami, dan tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir. (286)
e. Surat 3 (Ali
Imran) : 18-19
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لاَ إِلـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلـئِكَةُ وَأُوْلُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا بِالْقِسْطِ لاَإِلـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ (18) إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ ..
(19)
Allah telah bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan
selain Dia, demikian pula para malaikat dan orang-orang yang memiliki ilmu (
yakin ), tegak dengan adil, tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Gagah dan
Maha Bijaksana. Sesungguhnya Agama ( yang diridhai Allah ) hanyalah Islam.
f. Surat 3 (Ali Imran) : 26-27
قُلِ اللـّـــهُمَّ مـلِكَ الْمُــلْكِ تـــُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَـنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآء ُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآء ُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ بِيَدِكَ
الْخَيْرُ، إِنَّكَ عَلى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ )26( تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
(27)
Katakanlah : “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan.
Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut
kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau mulia kan orang yang Engkau
kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah
segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (26)
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluar kan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati
dari yang hidup. Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa
hitung-hitungan
g. Surat 112
(Al-Ikhlas) 3 X
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدُ (1) اَللهُ الصَّمَدُ (2) لّمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ (3) وَلَمْ َيكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدُ(4)
Katakanlah : “ Dialah Allah,Yang Maha Esa (1) Allah
adalah tempat bergantung segala sesuatu (2) Dia tiada mempunyai anak dan tidak
pula dilahirkan (3) dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia (4)
h. Surat 113 (Al-Falaq)
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَاخَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (
3) وَمِنْ شَرِّ النَّفّثتِ فِى الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّحَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (4)
Katakanlah! Aku berlindung kepada Tuhan yang mengurus
waktu subuh (1) Dari kejahatan makhluq Nya. (2) dan dari kejahatan malam
apabila telah gelap gulita (3) dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir
yang menghembuskan manteranya pada buhul-buhul. (4) dan dari kejahatan orang
yang dengki apabila ia dengki”.
i. Surat 114 (An-Nas )
قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) اِلهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4)اَلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)
Katakanlah ! aku berlindung kepada Tuhan ( yang
mengurus ) manusia (1)Tuhan yang menguasai manusia (2) Tuhan yang disembah
manusia (3) dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa ber- sembunyi (4) yang
selalu membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5) dari (golongan) jin
dan manusia (6)
2. Membaca Kalimat-Kalimat Thayyibah
a. Tahlil
أَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ أَنَّهُ – لاَاِِلهَ إِِلاَّ اللهُ
× 27
Seutama-utamanya dzikir,
ketahuilah bahwa
“ Tidak ada Tuhan kecuali Allah “
( Ketika lisan mengikrarkan tahlil
di atas, hatinya menghayati maknanya , antara lain seperti di bawah ini :
)
Tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah
Tiada Tuhan yang menciptakan
kecuali Allah
Tiada Tuhan yang mengurus kecuali
Allah
Tiada Tuhan yang mengatur kecuali
Allah
Tiada Tuhan yang memelihara kecuali
Allah
Tiada Tuhan yang mendidik kecuali
Allah
Tiada Tuhan yang mengasihi seluruh
makhluk-Nya di dunia selain Allah
Tiada Tuhan yang menyayangi hamba
yang dipilih-Nya beriman selain Allah
Tiada Tuhan yang membimbing hamba
pilihan-Nya ke jalan yang benar selain Allah
Tiada Tuhan yang menyembunyikan aib
hamba-Nya, lalu menghapuskannya selain Allah
Tiada Tuhan yang memberi rizki
makhlukNya selain Allah
Tiada Tuhan yang menghampiri
hamba-Nya
yang dzikir selain Allah
Tiada Tuhan yang mengampuni dosa
hamba kecuali Allah
Tiada Tuhan yang membebaskan
hambaNya dari siksa dengan ampunan-Nya selain Allah
Tiada Tuhan yang memasukan hamba ke
syorga dengan rahmat-Nya kecuali Allah
Tiada Tuhan yang memudahkan
kesulitan hamba-Nya kecuali Allah
Tiada Tuhan yang menjadikan
saleh-salehah anak hamba-Nya selain Allah
Tiada Tuhan yang menyembuhkan
penyakit hamba-Nya selain
Allah
Tiada Tuhan yang menolong hamba-Nya
selain Allah
Tiada Tuhan yang mendamaikan
sengketa hamba-Nya selain Allah
Tiada Tuhan yang dapat membayar
hutang hamba-Ny selain Allah
Tiada Tuhan yang menyempaikan
cita-cita baik hamba-Nya selain Allah
Tiada Tuhan yang menolak kejahatan
atas hamba-Nya selain Allah
…………………………………………..
( silahkan teruskan makna lain yang
mengembalikan segala urusan hidup dunia akhirat hanya kepada Allah )
لاَاِلَهَ إِِلاَّّّ اللهُ-
6× سَيِّدُناَ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِِِ
Tidak ada Tuhan kecuali Allah ( 6x)
Junjungan kami Muhammad itu utusan
Allah ـ
b. Shalawat kepada Nabi SAW, dengan penghayatan, bahwa
dialah orang yang paling besar jasanya kepada kita, Dia memperkenalkan Allah,
sehingga kita beriman, memberitahukan adanya hari akhirat di mana kita akan
kembali ke sana, dan di sana selama-lamanya, memperkenalkan Malaikat yang
paling sejati dari segala sahabat, memberitahukan perseteruan abadi dengan
iblis, serta memberi contoh bagaimana beribadah dan bersikap kepada Allah. dia,
yang ketika ditanya oleh Allah, “ apa yang paling dia sukai? Dia menjawab : “
Tidak ada yang paling dia sukai kecuali jangan satu pun umat nya masuk neraka “
اَللهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ ، اَللهُمَّ صّلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ
×3
ياَرَبِّ صّلِّ عَلَيْهِ وَباَرِكْ وَسَلِّمْ
( Yaa Allah berilah rahmat kepada Muhammad,
Yaa Allah berikan rahmat, salam dan
berkah kepadanya )
c. Tasbih ( memahasucikan Allah ), dengan penghaya
tan bahwa Dia Tuhan yang Maha Suci dari segala sifat yang tidak layak bagi-Nya,
Dia pemilik segala sifat kesempurnaan, sedangkan diri kita hina dan kotor, tapi
sering merasa suci, atau sudah kotorpun tidak pernah merasa dan mengaku kotor, dan
malas pula bersuci (taubat). Tasbih inilah yang menurut sabda Nabi SAW.“Dua
kalimat ringan di lisan, tetapi berat di timbangan (amal)
سُبْحَانَ اللهِِ وَبِِحَمْدِِه ِِ، سُبْحَانَ اللهِِِ الْعَظِِيْمِ
( Maha suci Allah dengan segala puji-Nya,
Maha Suci Allah yang Maha Agung )
d. Tarhim, yaitu memohon rahmat. Syorga dijanjikan oleh
Allah bagi yang beriman dan beramal shaleh, tapi kalau jujur, betapa amal saleh
kita tidak ada apa-apa nya jika dibanding dengan betapa besar dan banyak nya
rahmat Allah kepada kita di dunia ini, di sisi lain, sesuci apa pun tak
ada manusia di dunia yang ti dak pernah berdosa, artinya semua manusia diancam
siksa ( wajib masuk neraka). Dengan demi- kian iman dan amal saleh kita baru
akan membe- baskan kita dari neraka dan menghantarkan kita ke syorga, jika
disertai rahmat dan ampunan Allah, maka di samping kita terus memperkuat iman
dan memperbanyak amal saleh, kita pun terus menerus memohon rahmat dan ampunan
Allah.
ياَاَرْحَمَ الرّاَحِمِيْنَ ، اِرْحَمْناَ
( Wahai Tuhan yang Maha Pengasih !
rahmatilah kami )
e. Mohon ampunan kepada Allah untuk dosa diri sendiri
dan kedua ibu-bapak. Kedua Ibu-Baoak adalah dua orang yang dipercayakan Allah
untuk menjadi perantara kita lahir ke dunia, bergelimang cinta dan bermandikan
kasih sayang. Ibu mengan- dung dengan susah payah, melahirkan antara hidup dan
mati, bapak melindungi dan mencari rizki tak henti-henti. Allah memerintahkan
di dalam al-Quran berkali-kali agar manusia berbakti kepada ibu-bapaknya, salah
satunya dengan do’a mohon ampunan dan rahmat untuk ke duanya.
رَبِّ اغْفِرْلِيْ وَلِواَلِدَيَّ وَارْحَمْهُماَ كَماَ رَبَّياَنِيْ صَغِيْراً
( Yaa Tuhanku ! ampunlah dosaku, dan dosa
ibu-bapakku, rahmatilah
keduanya, sebagai mana keduanya merawatku diwaktu ( sejak ) kecil )
( Hadirkan wajah ibu dan bapak
dalam ingatan betapa kasih sayang mereka)
وَلِمَشَآئِخِناَ وَِلاِخْواَنِناَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماَتِ اَْلاَحْيآَءِ مِنْهُمْ وَْاْلاَمْواَتِ
( Demikian pula, ampuni dan rahmati
guru-guru kami, saudara-saudara kami, mukmin laki-laki dan perempuan, muslim
laki-laki dan perempuan, baik yang masih hidup atau yang sudah wafat )
f. Wirid ikhlas,
dengan mengakui Allah sebagai muara lima.
Di dalam QS.15( al- Hijr ) :39-40,
sesudah Iblis dikutuk oleh Allah gara-gara sombong tidak mau sujud kepada Adam,
Iblis bersumpah bahwa dia akan menjadikan manusia memandang indah segala
perbuatan dosa, dan akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba Allah
yang ikhlas. Jadi hamba Allah yang ikhlas tidak akan memandang indah perbuatan
dosa ( tidak akan terpedaya ) dan juga tidak dapat disesatkan oleh iblis,
dengan demikian ikhlas adalah senjata yang paling ampuh untuk menangkal godaan
iblis, atau upaya yang paling utama untuk mendapat perlindungan Allah.
Ikhlas, yang secara
etimologis berarti bersih, mur ni, meliputi :
a) sadar diri
berasal dari Allah,
b) selalu berusaha
sekuat tenaga berada di jalan Allah,
c) beramal semata karena mencari
ridha Allah dan menghindarkan murka-Nya,
d) menyadari semua yang
diperoleh semata de ngan pertolongan Allah, dan
e) akhirnya yakin
akan kembali kepada Allah .
مِنَ اللهِ
Minallaah : dari Allah
فيِ اللهِ
Fillaah
: di jalan Allah
ِللهِ
Lillaah : karena Allah,
بِاللهِ
Billaah
: dengan pertolongan Allah
اِلىَ اللهِ
Ilallaah
: kembali kepada Allah
g. Dzikir Pagi dan Sore ( disarikan dari dzikir Nabi
SAW )
Bagi hamba Allah yang sudah kurang
disibuk kan oleh urusan dunia, atau urusan dunianya sudah dapat dikendalikan
dengan urusan akhirat, baik sekali jika setiap pagi dan sore membaca
dzikir-dzikir di bawah ini, yang disarikan dari dzikir-dzikir Rasul Allah SAW.
dan jangan lupa pengha- yatan kandungan maknanya.
أَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ .اَلـْحَمْدُِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . اَلرَّحْمنِِ الرَّحِِيْمِِ . مَالِكِ يَوْمِِ الدِّيْنِِِ . ِِإيَّاكَ نَعْبُدُوَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ . إِهْدِنَاالصِّرَاطَ الْمُسْتَقِِيْمَ . صِرَاطَ الَّّّذِيْنَ أَنْْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِِمْ وَلاَ الضَّّّّالِّيْنَ .آمِِيْنُ .
أَسْتَغْفِرُ اللهَ لِِى وَلِِِِِِِِِِِلْمُسِْلمِِِيْنَ، أََََسْتَغْفِِرُاللهََ لِىوَلـِلْمُذْنـِِِِبِِِِيْْنَ أَسْـتَغْـفِــر ُاللهَ لِِى وَلـِِلْخَلْْقِِ أَجْمَعِِيْنَ
-- أَسْتََغْفِرُ اللهَََ غََفَّّّّّارَ الذُّّّّنُوْبِ ، أَسْتَغــْفِِِرُ اللهَ سَـــتَّارَ الْْْعُيُوْبِِ - أَسْتَغْْفِرُ اللهَ حَتَّى نَقْْلَعَ عَن ِِ الْمَعَاصِِِى وَنَتُُوْبَ أَسْتَغْـفِِرُ اللهَ حَــيَاءً مِِنَ اللهِِ - أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَلاَ حَــوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّّ بِِِاللهِِ الْعَلِِىِِّ الْْعَظِِيْمِ .سُبْحَانَ فَالِقِِِ الأَصْبَاحِِ ، سُبْحَانَ رَبِِّ الْمَسَاءِِ وَالصَّبَاحِِ ، سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِِّحُ لَهُ مَافِِى اْلأَرْضِِِ وَمَافِِى السَّمَاءِِ ، سُبْحَانَ اللهِِِ وَالْحَمْدُِِللهِ وَلاَإِِلهَ إِِِلاَّّ اللهُ وَاللهُُ أََكْبَرُ ، وَلاَحَوْلَ وَلاَ قُُوَّةَ إِِِلاَّّبِِاللهِِ الْعَلِِىِّ اْْلعَظِِيْمِ .اَللَّّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُحَمْدًادَائِمًاعَلَى كُلِِّ طَرْفَةِِ عَيْْنٍ وَتَنَفُّسِ نَفْسٍ، اَللَّهُمَّ لَكَ اْْلحَمْدُ كَمَايَنْبَغِِى لِجَلاَلِِ وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ وَعَظِِيْمِِ سُلْطَانِِكَ . اَلْحَمْدُِِِللهِِ حَمْدًايُوَافِِى نِِعَمَهُ وَيـُـكَافِِى مَزِِيْدَهُُ . أَصْبَحْنَاوَأَصْبَحَ الْمُلْكُ ِِللهِِ رَبِّ اْْلعَالَمِِيْْنَ ، وَأَمْسَيْنَاوَأَمْسَى الْمُلْكُُ ِِللهِِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ .اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَاوَبِِكَ أَمْسَيْنَاوَبِكَ نَحْيَاوَبِِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ. اَللََّهُمَّ اجْعَلْ صَبَاحَنَاصَبَاحَ الصَّالِِحِيْنَ وَمَسَاءَنََا مَسَاءَالصَّالِِِحِِِيْنَ. اَللََّهُمَّ ارْزُقْنَا خَــيْرَالصَّــبَاحِِ وَخَــيْرَالْمَسَاءِ وَخَــيْرَ الْقَضَاءِ وَخَيْرَ القَدَرِِ، وَنَعُوْذُبِِكَ مِنْ شَرِّ الصَّبَاحِ وَشَرِِّ الْمَسَاءِِِوَشَرِِّ الْقَضَاءِِوَشَرِِّ الْقَدَرِِِ ، أَصْبَحْنَا فِِى أَمَانِِ اللهِِ وَأََمْسََيْنَافِِى جِــوَارِِ اللهِِ سُبْحـَانَ الاَبَدِِىِِّ اْلأَبـَدِِ، سُبْحَانَ الْوَاحِدِ اْلأَحَدِ،سُبْحَانَ الْفَرْدِِ الصَّمَدِِِ،سُبْحَانَ مَنْ رَفَعَ السَّمَاءَ بِِلاَ عَمَدٍٍ، سُبْحَانَ مَنْ بَسَطََ اْلأَرْضَ عَلََى مَاءٍ جَمَدٍ ، سُبْحَانَ مَنْ خَلَقَ الْخَلْقَ فَاَحْصَاهُمْ عَدَدًا، سُبْحَانَ مَنْ قَسَّمَ الرِِّزْقَ وَلََمْ يَنْسَ أَحَدًا،سُبْحَانَ الَّّذِى لَمْ يَتَّخِذْصَاحِبَةً وَلاَوَلَدًا،سُبْحَانَ الَّذِى لَمْ يَلِدْوَلَمْ يـُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًاأَحَدٌ.اَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوَّلَ يَوْمِنَاهَذَا صَلاَحًا،وَأَوْسَطَهُ نَجَاحًا وَآخِِرَهُُ فَلاَحًًا، يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّّهُمَّ انْقُلْنَامِِنْ ذُلِِّ الْمَعْصِِيَةِِ إِلَى عِِِزِِِّالطَّاعَةِ، اَللَّّهُمَّ أَعِزْنَابِطَاعَتِكَ وَلاَتُذِلُّنَابِمَعْصِيَتِِكَ. اَللَّّهُمََّ أَمِِتْنَا عََلَى اْلإِِسْلاَمِِ وَاْلإِِيـْمَانِ الْكَامِِلِ. اَللَّّهُمَّ لاَتُفَضِِّحْنَايَوْمَ الْْقِِيَمَةِِ ، اَللَّّّّّّّّّهُمَّ نجَـِِِِّنَامِنَ النَّارِ، اَللَّهُمَّ اَدْخِِلْنَا الْْجَنَّةَ، اَللَّّهُمَّ إِِنَّانَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتـُّّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.اَللّهُمَّ اجْعَلْ فِى قَلْْبِى نُوْرًا، وَفِى لِسَانِى نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِى بَصَرِى نُوْرًا، وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِى نٌوْرًا، وَمِنْ أَمَامِى نُوْرًا، اَللَّهُمَّ اَعْطِنِى نُوْرًا.بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ، لاَيـَسُوْقُ الْخَيْرَ إِلاَّ اللهُ،بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَاللهُ لاَيـَصْرِفُ السُّوْءَ إِلاَّاللهُ .بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَاللهُ، مَاكَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ، بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَاللهُ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ .بِسْمِ اللهِ خَيْرِ اْلأَسْمَاءِ،بِسْمِ اللهِ رَبِّ اْلأَرْضِ وَالسَّمَاءِ بِسْمِ اللهِ الَّذِى لاَيـَضُرُّمَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى اْلأَرْضِ وَلاَفِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.بِسْمِ اللهِ عَلَى دِيْنِى وَنَفْسِى بِسْمِ اللهِ عَلَى مَالِى وَأَوْلاَدِى .بِسْمِ اللهِ عَلَى ُكلِّ شَىْءٍ اَعْطَانِيْهِ رَبـِّى
يَالَطِيْفُ اُلْطُفْ بِنَافِيْمَاجَرَتْ بِهِ الْمَقَادِيْرُ (ثَلاَثًا)
اَللَّهُمَّ لاَنَسْأَلُكَ رَدَّ الْقَضَاءِ وَلَكِنْ نَسْأَلُكَ
اللُّطْفَ فِيْهِ (ثَلاَثًا)
اَلَّلهُمَّ لَكَ الْحَمْدُوَإِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَبِكَ الْمُسْتَعَانُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّبِاللهِ الْعَلِيَّ الْعَظِيْمِ.اَللَّهُمَّ ارْزُقْنَا رِزْقًا وَاسِعًا نَصُوْنُ بِهِ وُجُوْهَنَا عَنِ التَّعَرُّضِ لِسُؤَالِ خَلْقِكَ اَللهُ لَطِيْفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَالْقَوِىُّ اْلعَزِيْزُ . إِنَّ هَذَا لَرِزْقُنَا مَالَهُ مِنْ نَفَادٍ . إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ . ِإنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُوْ الْقُوَّةِ الْمَتِيْنِ . اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى لَمْ يَجْعَلْ رِزْقِى فِى يَدِ غَيْرِهِ . اَللَّهُمَّ يَالَطِيْفًا بِخَلْقِهِ يَاعَلِيْمًا بِخَلْقِهِ يَاخَبِيْرًا بِخَلْقِهِ اُلــْطُفْ بِنَا يَالَطِيْفُ يَاعَلِيْمُ يَاخَبِيْرُ . حَسْبِىَ اللهُ لِدِيْنِى حَسْبِىَ اللهُ لِمَا أَهَمَّنِى حَسْبِىَ اللهُ لِمَنْ بَغَى عَلَىَّ حَسْبِىَ اللهُ لِمَنْ حَسَدَنِى حَسْبِىَ اللهُ لِمَنْ كَادَانِى حَسْبِىَ اللهُ عِنْدَالْمَوْتِ حَسْبِىَ اللهُ عِنْدَ الْمَسْأَلَةِ فِى الْقَبْرِ حَسْبِىَ اللهُ عِنْدَ الْحِسَابِ حَسْبِىَ اللهُ عِنْدَ الْمِيْزَانِ حَسْبِىَ اللهُ عِنْدَ الصِّرَاطِ حَسْبِىَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيْبُ . لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ للهِ صَاِدقُ الْوَعْدِ الأَمِيْنِ .
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيمُِتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍْ قَدِيْرٌ ( عَشْرُ مَرَّاتٍ ).
ظَهَرَتْ كَلِمَاتُ اللهِ وَأَشْرَقَتْ أَنـْوَارُ اللهِ وَخَشَعَتِ اْلأَصْوَاتُ وَشَخَّصَتِ اْلأَبْصَارُ وَذَلـَّتِ الرِّقَابُ وَقِيْلَ بُعْدَ لِلْقَوْمِ الظّاَلِمِيْن.َ يَااَللهُ-
(عَشْرُ مَرَّاتٍ )
اَحْجِبْنَا مِنْ جَمِيْعِ أَصْنَافِ الْجِنِّ وَالشَّيَاطِيْنِ وَجُنُوْدِ إِبْلِيْسَ أَجْمَعِيْنَ .
اَللَّهُمَّ كُـفَّ عَنَّا أَذَاهُمْ وَشَرَّهُمْ (ثَلاَثًا)
يَااَللهُ
-(عَشْرُ مَرَّاتٍ )
تَوَكَّلْنَا عَلَى اللهِ وَاعْتَصَمْنَا بِاللهِ وَاسْتَجَرْنَا بِرَسُوْلِ الله
صَلَّى اللهُ عَليَْهِ وَسَلَّمَ
(ثَلاثَاً)
يَااَللهُ
-(عَشْرُ مَرَّاتٍ )
أَعْدَدْتُ لِكُلِّ هَوْلٍ وَشِدَّةٍ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلِكُلِّ هَمٍّ وَغَمّ ٍمَاشَاءَ اللهُ ، وَلِكُلّ ِنِعْمَةٍ اَلْحَمْدُ ِللهِ وَلِكُلِّ مُصِيْبَةٍ إِنَّا ِللهِ وَإِنَّاإِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، وَلِكُلِّ قَضَاءٍ وَقَدَرٍ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلِكُلِّ طَاعَةٍ وَمُصِيْبَةٍ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
- يَا اَللهُ - (عَشْرُ مَرَّاتٍ )
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ الْهَادِى ِلأَنـْوَارِك ْالجَامِعِ ِلأَسْرَارِك َالدَّالِّ عَلَيْكَ الْمُوَصَّلِ ِإلَيْكَ صَلاَ ةً تَنْفَرِجُ بِهَا كُلُّ ضِيْقِ وَتَعْسِيْرٍ وَتَنَالُ بِهَا كُلَّ خَيْرٍ وَتَيْسِيْرٍ وَتَشْفِيْنَا مِنَ اْلأَوْجَاعِ وَاْلأَسْقَامِ وَتُخَلِّصُنَا مِنَ الْمَخَاوِفِ وَاْلأَوْهَامِ وَتَخْفَظُنَا فِى الْيَقْظَةِ وَالْمَنَامِ وَتُنَجِّنَامِنْ نَوَائِب ِالدَّهْرِ وَمَتَاعِبِ اْلأَ يَّامِ وَعَلَى آلِهِ هُدَاهُ اْلإِسْلاَمِ وَأَصْحَابِهِ السَّادَةِ وَأَزْوَاجِهِ الطَّاهِرَاتِ الْكِرَامِ وَأَجْمَعْنَا عَلَيْهِ يَارَبَّنَافِى أَعْلَىالْمَقَامِ،وَارْزُقْنَا يَامَوْلاَنــَا فِى جِوَارِهِ حُسْنَ الْخِتَامِ
– لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ فِى ُكلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَمَاوَسَعَهُ عِلْمُ اللهِ (ثَلاَثًا)
– لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ اللهُ أَكْبَرُ
(اَرْبَعَةُ مَرَّاتٍ)
– لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهَانَحْيَاوَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَعَلَيْهَانُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهٌ آمِنِيْنَ
(ثَلاَثُ مَرَّاتٍ )
سُـــبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعـِـزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَـــلاَ مٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْن َ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن َ: اَلْفَاتـِحَةِ لِحَضْرَةِ النَّبِىِّ صَلَّى للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Terjemahannya
Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan
syaithan yang dikutuk, dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Segala puji bagi Allah yang mengurus sekalian alam, Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang memiliki ( yang merajai ) hari pembalasan,
hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon perto longan,
bimbinglah kami pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah
Engkau beri ni’mat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan
pula jalan mereka yang sesat. Perkenankan lah do’a kami, yaa Allah.
Aku mohon ampun kepada Allah untuk dosaku dan untuk
dosa orang-orang muslim, aku mohon ampun kepada Allah untuk dosaku dan dosa
orang-orang yang berdosa, aku mohon ampun kepada Allah untuk dosaku dan dosa
seluruh makhluk semunya, Aku mohon ampun kepada Allah, maha mengampuni
dosa-dosa, aku mohon ampun kepada Allah, maha menutupi ‘aib (cacat), aku mohon
ampun kepada Allah, sampai kami tercabut dari perbuatan dosa dan lalu kami
bertaubat, aku mohon ampun kepada Allah, karena malu kepada-Nya, aku mohon
ampun kepada Allah, tiada daya serta kekuatan selain atas pertolongan Allah
Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Maha Suci Allah yang memecah subuh, Maha Suci
Allah yang mengatur sore dan subuh, Maha Suci Dzat yang selalu ber tasbih
kepada-Nya semua makhluk yang ada di bumi dan di langit, Maha Suci Allah, segala
puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tiada daya dan
upaya serta kekuatan selain pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha
Agung. Yaa Allah bagi-Mu segala puji, pujian selamanya setiap kedip mata dan
setiap hela nafas. Yaa Allah, bagi-Mu segala puji, sebagaimana layaknya dengan
keagungan Dzat-Mu yang mulia, dan keagungan kerajaan-Mu. Segala puji bagi Allah
dengan pujian yang memadai dengan ni’mat-ni’mat-Nya dan mencukupi tambahan
ni’mat-Nya. Allah telah sampaikan hidup kami kepada pagi ini, dan di pagi hari
itu kekuasaan hanya kepunyaan Allah yang mengatur semesta alam, Allah sampai
kan umur kami ke sore, dan sore itulah kekuasaan milik Allah yang mengurus
‘Arsy yang agung. Yaa Allah ! dengan pertolongan-Mu umur kami sampai di pagi
hari, dan dengan pertolongan-Mu pula umur kami sampai di sore hari, dengan
rahmat-Mu kami hidup, dan dengan ampunan-Mu kami mati, dan hanya kepada-Mu kami
berhimpun.Yaa Allah ! jadikanlah pagi hari kami ini, paginya orang-orang yang
saleh, dan jadikan pula sore hari kami ini sore hari orang-orang yang saleh.
Yaa Allah ! anugra- hilah kami sebaik-baiknya pagi dan sebaik-baiknya sore,
sebaik-baiknya keputusan dan sebaik-baik ketentuan, dan kami berlindung
kepada-Mu pagi yang buruk, sore yang buruk, qadha ( keputusan ) dan qadar
( kepastian ) yang buruk. Pagi hari ini kami berada dalam keamanan Allah, sore
harinya kami di sisi Allah. Maha Suci Allah yang paling abadi, Maha Suci Allah
Yang Maha Tunggal, Maha Suci Allah yang satu-satunya puncak sanda ran,
Maha Suci Allah yang meninggikan langit tanpa tiang, Maha suci Allah yang
menghampar- kan bumi di atas air yang membeku, Maha suci Allah yang
menciptakan makhluk-Nya lalu menen- tukan jumlah bilangannya, Maha Suci Allah
yang membagi rizki dan tidak ada satu pun yang Dia lupakan, Maha Suci Allah
yang tidak mengambil teman dan tidak pula anak, Maha Suci Allah yang tidak
melahirkan dan tidak pula dilahirkan, dan tidak ada satu pun yang
menyetarai-Nya. Yaa Allah jadikanlah hari ini awalnya kebaikan, tengah -tengahnya
keberhasilan, dan akhir-nya keberuntu- ngan, wahai Dzat yang Maha Pengasih dari
seka- lian yang pengasih. Yaa Allah angkat kami dari hinanya berbuat dosa
kepada mulianya ketaatan, Yaa Allah muliakan kami dengan patuh, jangan Engkau
hinakan kami dengan dosa. Yaa Allah matikan kami dalam Islam dan iman yang sem-
purna. Yaa Allah jangan Engkau jadikan kami, orang yang gagal di hari Qiyamat (
merasa sudah banyak amal tetapi pahalanya kosong ), Yaa Allah ! Selamatkan kami
dari api Neraka, dan masukkan kami ke syorga. Yaa Allah ! Kami memohon
kepada-Mu, bimbingan, ketaqwaan, ke’afiyatan, dan keka yaan. Yaa Allah!
Jadikanlah cahaya dalam hatiku, cahaya dalam lisanku, cahaya dalam pandanganku,
cahaya di belakangku, cahaya di depanku, yaa Allah berilah aku cahaya!. Dengan
nama Allah, apa yang dikehendaki Allah (pasti terjadi ), tiada yang dapat
menggiring kebaikan kecuali Allah, dan tiada pula yang dapat menghindarkan
keburukan selain Allah. Dengan nama Allah, apa saja yang dkehendaki Allah (
pasti terjadi ), keni’matan apa saja pasti hanya datang dari Allah, dengan nama
Allah, apa yang dikehendaki Allah ( pasti terjadi ), tiada daya dan kekuatan
melainkan pertolongan Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung. Dengan nama Allah
sebaik-baik nama, dengan nama Allah yang mengurus bumi dan langit, dengan nama
Allah tiada yang dapat membuat madharat ( celaka ) sesu- atu pun di bumi dan di
langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dengan nama Allah, di atas
agamaku dan jiwaku, dengan nama Allah di atas hartaku dan anak- anakku.
Dengan nama Allah, di atas segala sesuatu yang
diberikan Tuhanku ( Wahai Dzat yang Maha Pengasih-Penyayang, kasih sayangilah
kami dalam setiap keadaan yang terjadi 3x )
( Yaa Allah kami tidak menolak keputusan-Mu, tetapi
kami mohon keputusan itu keluar dari kasih sayang Mu 3 x ) .
Yaa Allah, bagi-Mu segala puji, dan hanya kepada-Mu
kami mengadu, dan hanya dengan pertolongan -Mu kami tertolong, dan tiada daya
serta kekuatan selain pertolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Yaa Allah
berilah kami rizki yang luas yang dengannya kami terjaga martabat kami dari
meminta-minta kepada makhluk-Mu, Allah yang Maha Welas terhadap
hamba-hamba-Nya, Dia memberi rizki siapa saja yang Dia kehendaki, dan Dialah
Tuhan yang Maha Kuat dan Gagah, ini sungguh-sungguh rizki kami, yang tidak akan
ada habisnya , sesungguhnya Allah memberi rizki siapa yang dikehendaki tanpa
hitung-hitungan. Sesung- guhnya Dialah Allah yang Maha Banyak Memberi rizki,
yang memiliki kekuatan yang sangat. Segala puji bagi Allah yang tidak
menjadikan rizkiku di tangan lain-Nya. Yaa Allah yang Maha Lembut terhadap
hamba-hamba-Nya, wahai Dzat yang Maha Mengetahui makhluk-Nya, wahai Dzat yang
Maha Mengawasi seluruh makhluk-Nya, sayangi- lah kami wahai yang Maha
Penyayang, Maha Tahu dan Maha Awas. Cukuplah Allah bagi agamaku, cukuplah
bagiku Allah terhadap apa yang membi- ngungkan aku, cukuplah bagiku Allah untuk
orang yang jahat kepadaku, cukuplah Allah bagiku untuk orang yang dengki
kepadaku, cukuplah bagiku Allah untuk orang yang menipu aku, cukuplah bagiku
Allah ketika mati, cukuplah bagiku Allah dalam pertanyaan di dalam kubur,
cukuplah Allah bagiku ketika diperhitungkan amal, cukuplah bagi ku Allah ketika
amalku ditimbang, cukuplah bagiku Allah, ketika aku meniti shirath, cukuplah
bagiku Allah, tiada Tuhan selain Dia, kepada -Nya aku berserah diri, dan
kepada-Nya pula aku kembali.
Tiada Tuhan selain Allah, yang merajai,
yang Maha Benar, dan yang Maha Nyata, junjungan kami adalah Muhammad Rasul
Allah, yang sangat jujur dan terpercaya.
Tiada Tuhan selain Allah, Maha Esa Dia, tiada sekutu
bagi-Nya, Bagi-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya pula segala puji, Dia yang
akan menghidupkan dan Dia pula yang akan mematikan, dan Dia lah yang Maha Kuasa
atas segala sesuatu ( 10 x).
Tampak jelas firman-firman Allah, meman car
cahaya-cahaya Allah, lirih merintih kepa da- Nya segala suara-suara, tampak
jelas bagi-Nya segala macam pandangan, tunduk- merunduk kepada-Nya segala
hamba, dan dikatakan jauhlah rahmat Allah dari orang-orang yang zhalim. Yaa
Allah ( 10 x )
Halangi kami dari segala golongan jin, dan segala
golongan syaithan, dan segala tentaranya Iblis, seluruhnya. Yaa Allah tolaklah
dari kami kejahatan dan keburukan mereka ( 3 x ) Yaa Allah ( 10 x )
Kami bertawakkal kepada Allah, dan kami mohon
perlindungan hanya kepada-Nya, dan kami mohon terhindar ( dari
kejahatan ) dengan kemuliaan Rasul Allah SAW ( 3 x ) Yaa Allah ( 10 x )
Aku telah mempersiapkan diri Untuk segala situasi dan
bercana, “ Laa ilaaha Illah “ (tiada Tuhan selain Allah), dan pada
setiap kebi ngungan dan kesusahan, “Maa syaa- Allah “ (Apa saja
yang dikehendaki Allah), dan pada setiap ni’mat, “ Alhamdu lillaah
“ (segala puji bagi Allah), dan pada setiap musibah, “ Innaa
lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun “ (Sungguh aku hanya milik Allah,
dan sesungguhnya kami kepada-Nya pasti kembali), dan pada setiap keputusan
dan ketetapan, “Tawakkaltu ‘alal laah “ (aku berserah diri kepada
Allah), dan pada setiap kepatuhan dan musibah, “ Laa haula walaa
quwwata illaa billahil’aliyyil ‘azhiim “ (tiada daya dan kekuatan
selain petolongan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung).
Yaa Allah ( 10 x )
Yaa Allah berilah rahmat, selamat, dan keberkahan atas
junjungan kami, kekasih kami, Muhammad yang memberi petunjuk kepada cahaya-Mu
yang meliputi rahasia-rahasia-Mu yang menuju dan menghantarkan kami kepada-Mu,
yang dengan shalawat itu, terpecahkan setiap kesempitan dan kesulitan, dan
dapat diraih setiap kebaikan dan kemudahan, dan dapat segera sembuh dari segala
penyakit, dan terbebas dari segala ketakutan, kebim- bangan dan terpeliharanya
kami dalam setiap jaga dan tidur, Engkau selamatkan kami dari musibah yang
datang setiap hari, dan keburukan yang terja- di akibat berganti-gantinya hari,
dan (shalawat - salam tetap) kepada keluarganya para penunjuk Islam, serta para
sahabatnya yang memimpin, istri-istrinya yang suci dan mulia, himpunkan kami
dengannya di tempat yang paling tinggi, dan beri- lah kami wahai Tuhan yang
melindungi kami di sekeliling mereka, dengan husnul khatimah ( kema- tian yang
baik).
Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad itu utusan
Allah, pada setiap kedipan mata dan tarikan nafas, sebanyak apa yang diliputi
oleh ilmu Allah, (3x)
Tidak ada Tuhan selain Allah,
Allah Maha Besar ( 4x )
Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad itu Rasul Allah,
di atas semua itu kami hidup dan di atas semua itu pula kami mati, dan di atas
semua itu pula kami dibangkitkan , insya Allah dalam keadaan aman, ( 3x )
Maha Suci Tuhanmu , Tuhan yang Maha Gagah dari
apa yang mereka sifati, salam sejahtera semoga senantiasa atas seluruh utusan
Allah, dan segala puji bagi Allah yang mengurus sekalian alam. Al-faatihah !!!
Itu tadi materi tentang DZIKIR, PENGERTIAN DAN PERANNYA yang
wajib kita ketahui. Semoga bermanfaat, mohon maaf apabila ada kekurangan dalam
segi penulisan maupun sumber yang diberikan. Terimakasih
Belum ada tanggapan untuk "DZIKIR, PENGERTIAN DAN PERANNYA"
Post a Comment